SULUHNTB.COM- Ekonomi NTB ditarget tumbuh 7 persen tahun ini. Meski ada tantangan, seperti berkurangnya ekspor bahan mentah, harapan tetap ada, salah satunya dari operasional smelter PT AMNT di Sumbawa Barat.
”Meskipun ekspor ekstrak tambang minim, setelah dilakukan pemurnian oleh smelter, justru akan memperluas pertumbuhan ekonomi di NTB,” kata Pengamat Ekonomi Unram M Firmansyah.
Selama ini pertumbuhan ekonomi NTB didominasi sektor tambang, dengan sektor lain hanya sebagai pelengkap. Saat smelter beroperasi, pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi atau justru sebaliknya, tergantung intensitas operasional dan produk yang dihasilkan
”Tapi kita tetap optimis, smelter yang beroperasi dan membentuk kawasan usaha akan menyerap banyak tenaga kerja,” ujarnya.
Firmansyah menuturkan, berdasarkan berbagai riset, kawasan industri mampu menciptakan ribuan tenaga kerja. Efek berganda dari serapan tenaga kerja ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pendapatan dan konsumsi di daerah.
“Yang penting, tenaga kerja yang terlibat adalah masyarakat lokal. Sebab, mereka akan membelanjakan pendapatannya di daerah, yang otomatis mendorong bisnis lokal,” tegasnya
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan kawasan penyangga agar dapat menarik investor. Pemerintah daerah harus mendesain klaster usaha yang dapat memasok kebutuhan smelter.
“Kita perlu mengidentifikasi kebutuhan secara riil dan menyediakannya melalui entitas bisnis lokal,” jelasnya.
Pemprov dan pemerintah kabupaten/kota didorong duduk bersama merancang strategi ini. Pasokan untuk kawasan industri harus berasal dari usaha lokal, termasuk makanan, minuman, dan infrastruktur. Sektor pariwisata juga perlu dikembangkan karena kehadiran smelter akan meningkatkan mobilitas pekerja yang membutuhkan hiburan dan rekreasi.
“Ini harus menjadi perhatian bersama,” tandasnya.
Pengamat ekonomi NTB Iwan Harsono juga mengingatkan pentingnya perhatian pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan 7 persen. Selain sektor industri, pertanian dan pariwisata bisa dimaksimalkan mengingat APBD NTB hanya sekitar Rp6 triliun.
Sektor pertanian—termasuk perkebunan, perikanan, dan kehutanan—menyumbang porsi terbesar pada PDRB. Mayoritas masyarakat NTB bekerja di sektor ini, sehingga peranannya dalam pertumbuhan ekonomi harus lebih besar.
“Supaya masyarakat yang bergantung pada sektor ini bisa lebih sejahtera,” ujarnya.
Di sektor pariwisata, pemerintah bisa menambah destinasi wisata dan membuka jalur penerbangan langsung dari Australia ke Lombok.
“Tahun lalu, pertumbuhan dari sektor pariwisata turun dari 0,56 persen menjadi 0,37 persen,” katanya. “Penerbangan langsung seperti Lombok-Darwin atau Lombok-Perth bisa menjadi solusi,” imbuhnya. ***