SULUHNTB.COM – Pakar ekonomi Universitas Mataram (Unram) Dr. Iwan Harsono menilai kinerja ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) sepanjang semester I 2025 tetap berada pada jalur yang benar.
Menurutnya, meskipun sektor tambang kerap menjadi sorotan, performa sesungguhnya justru terletak pada sektor non-tambang seperti industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan yang terbukti mampu menahan kontraksi lebih dalam.
“Secara objektif saya menilai kinerja Pemerintah Provinsi NTB pada semester I 2025 on the right track. Sekali lagi, on the right track. Tidak adil menilai kinerja pemerintah daerah di luar kewenangannya langsung. Hampir semua sektor non-tambang berkinerja bagus, menahan kontraksi lebih dalam,” jelas Doktor Iwan dalam pernyataan pers di Mataram, Senin (25/8).
Sebagai penguat pandangannya, Doktor Iwan menyampaikan tujuh fakta empirik yang menggambarkan kesehatan ekonomi NTB.
Fakta pertama, ungkapnya,optimisme konsumen NTB tetap terjaga. Data resmi Bank Indonesia dan BPS mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2025 berada pada angka 113,3, yang menandakan masyarakat masih berada di level optimis.
“Kenaikan konsumsi, terutama pada kebutuhan pendidikan di awal tahun ajaran baru, menjadi bukti daya beli masyarakat masih solid meski terdapat tekanan pada ketersediaan lapangan kerja,”ulasnya.
Fakta kedua, lanjut Iwan, NTB meraih peringkat kedua secara nasional dalam realisasi pendapatan dan belanja daerah.
“Capaian tersebut menjadi indikator penting karena realisasi anggaran yang tepat waktu mampu menjaga kesinambungan pembangunan serta memastikan aktivitas ekonomi tetap bergerak,”bebernya.
Adapun Fakta ketiga, sambung Iwan, DPRD NTB menyetujui perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) pada Juli 2025.
Penyederhanaan birokrasi ini, menurut Iwan, merupakan langkah strategis yang akan mendorong efisiensi pemerintahan sehingga lebih responsif dalam menghadapi tantangan ekonomi daerah.
Fakta keempat, ulasnya, DPRD juga telah mengesahkan Raperda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB 2025–2029. Dalam dokumen tersebut, target pertumbuhan ekonomi NTB ditetapkan sebesar 6,75 persen pada tahun 2029/2030.
“Target ini bisa dicapai lewat kerja keras sekaligus kerja cerdas. Tidak muluk-muluk, tapi realistis dan terukur,” ujar alumni Universitas New England & UB ini.
Fakta kelima, menurut Dr. Iwan, Gubernur NTB Dr. Lalu Muhammad Iqbal menunjukkan komitmen serius dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Peta jalan dan pemetaan kantong-kantong kemiskinan sudah dirancang secara detail.
“Tinggal implementasi di tingkat OPD yang harus dijalankan dengan konsisten sesuai arahan gubernur,” tambahnya.
Fakta keenam, pemerintah provinsi juga terus mengupayakan kelanjutan pembangunan infrastruktur strategis. Gubernur NTB telah melobi pemerintah pusat agar proyek jalan bypass Lembar–Kayangan senilai Rp 3,5 triliun tetap dilanjutkan melalui dukungan APBN. Infrastruktur tersebut dinilai akan menjadi jalur vital distribusi barang dan jasa antarwilayah.
Fakta ketujuh, upaya memperkuat konektivitas udara terus digencarkan. Gubernur NTB melakukan pertemuan dengan sejumlah maskapai untuk membahas pembukaan rute baru, yakni Lombok–Labuan Bajo, Lombok–Kupang, dan Lombok–Yogyakarta Adisutjipto.
Iwan menilai, transportasi udara memiliki peran penting sebagai salah satu fondasi utama perekonomian, karena memperlancar arus orang, barang, dan jasa.
Dengan rangkaian fakta tersebut, Dr. Iwan menegaskan ekonomi NTB tetap solid meski berhadapan dengan tekanan eksternal.
Iwan menilai strategi pembangunan yang ditempuh pemerintah daerah sudah terukur, berbasis data, serta menunjukkan arah yang jelas.
“Fakta-fakta ini memperlihatkan performa NTB tetap baik, bahkan bisa menjadi model daerah lain dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan,” pungkasnya. ***
Penulis : SN-01
Editor : SuluhNTB Editor