SULUHNTB.COM – Persoalan sampah plastik di pesisir semakin mengkhawatirkan, terutama di wilayah Teluk Gok, Kecamatan Sekotong Barat, Kabupaten Lombok Barat.
Untuk menjawab tantangan tersebut, dosen dan mahasiswa Program Studi Sosiologi Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Mataram (Unram) menggelar program pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan pengelolaan sampah plastik agar memiliki nilai ekonomi.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung TK Teluk Gok itu menghadirkan tiga dosen, yakni Arif Nasrullah, I Dewa Made Satya Parama, dan Hafizah Awalia. Lebih dari 50 peserta lintas usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, ikut serta dalam pelatihan yang menekankan pada pemanfaatan sampah plastik menjadi produk kerajinan bernilai jual.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat bahwa sekitar 3,2 juta ton sampah plastik masuk ke perairan Indonesia setiap tahun. Jumlah besar ini menimbulkan dampak signifikan: pencemaran pantai, rusaknya ekosistem terumbu karang, serta turunnya kualitas lingkungan laut.
Teluk Gok yang terletak di kawasan pesisir Sekotong Barat tidak luput dari persoalan tersebut. Setiap musim angin, tumpukan sampah kiriman kerap menghantam pantai, menurunkan keindahan alam sekaligus mengganggu aktivitas masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan pelaku wisata bahari.
Pelatihan Daur Ulang Sampah Plastik
Dalam sesi pelatihan, peserta diajarkan bagaimana memilah sampah organik dan anorganik, serta mengolah plastik bekas menjadi produk kerajinan yang dapat dijual. Dengan teknik sederhana, potongan plastik diubah menjadi tas, dompet, hingga hiasan rumah tangga.
Selain itu, warga juga diajak mengembangkan kreativitas dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan dasar inovasi baru. Kegiatan ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di laut, tetapi juga membuka peluang tambahan pendapatan bagi masyarakat pesisir.
Para narasumber menekankan pentingnya pola pikir baru dalam memperlakukan sampah. “Apabila kita menjaga alam, maka alam insyaallah menjaga kita juga,” ujar salah seorang pemateri di hadapan peserta.
Selain keterampilan teknis, kegiatan pengabdian ini juga memberi edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Peserta diajak untuk aktif menjaga pantai, tidak membuang sampah sembarangan, serta mengelola sampah kiriman yang datang saat musim angin.
Langkah kecil seperti memilah sampah rumah tangga, mendaur ulang plastik, dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai diyakini dapat membantu mengurangi beban pencemaran di pesisir Teluk Gok.
Program ini merupakan bagian dari agenda tahunan pengabdian masyarakat yang didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mataram. Dukungan tersebut menjadi bukti nyata kepedulian perguruan tinggi dalam menjawab persoalan sosial di masyarakat, khususnya di daerah pesisir dan kepulauan yang rentan terdampak masalah lingkungan.
“Perguruan tinggi tidak hanya berfokus pada pendidikan di kelas, tetapi juga wajib hadir di tengah masyarakat. Kami ingin ilmu yang kami miliki dapat dirasakan manfaatnya secara langsung,” kata salah satu dosen pendamping.
Melalui pelatihan ini, warga Teluk Gok diharapkan memiliki kesadaran dan keterampilan baru dalam mengatasi persoalan sampah plastik. Dengan memanfaatkan sampah menjadi produk bernilai ekonomi, masyarakat tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga menambah sumber penghasilan.
Inisiatif pengabdian ini juga diharapkan bisa menjadi contoh bagi desa-desa pesisir lain di Lombok Barat maupun daerah pesisir NTB secara umum. Dengan kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat, upaya menjaga laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan bisa berjalan beriringan. ***
Penulis : Muhamad Dicky Subagia
Editor : SuluhNTB Editor