SULUHNTB.COM – Malam pergantian tahun Islam 1 Muharam 1447 Hijriah menjadi momen penuh sukacita dan kebersamaan bagi warga Kabupaten Lombok Timur.
Ribuan masyarakat memadati lapangan utama untuk menghadiri malam puncak perayaan yang tahun ini ditutup dengan konser spesial dari grup musik religi-pop kenamaan, Wali Band.
Sejak sore hari, aliran massa dari berbagai penjuru desa dan kecamatan mulai memadati area.
Antusiasme begitu terasa. Lapangan penuh dengan wajah-wajah ceria, dari anak-anak kecil yang duduk di atas bahu orang tuanya, remaja yang siap mengabadikan setiap momen dengan ponsel pintar mereka, hingga para orang tua yang duduk tenang menantikan pertunjukan hiburan malam.
Di sekeliling arena, ratusan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) turut ambil bagian dalam memeriahkan acara. Mereka menjajakan beragam jajanan lokal khas Sasak.
Lapangan berubah menjadi pasar malam yang semarak dengan aroma makanan, suara tawa anak-anak, dan lampu warna-warni yang menghiasi tiap sudut.
Namun sebelum gegap gempita konser dimulai, suasana berubah menjadi lebih khidmat. Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, bersama Wakil Bupati, naik ke atas panggung.
Dalam suasana yang penuh empati dan solidaritas, mereka menyerahkan santunan Jaminan Kematian dari BPJS Ketenagakerjaan kepada sejumlah ahli waris yang berhak menerima manfaat.
Momen tersebut menjadi pengingat bahwa di balik perayaan yang penuh kegembiraan, pemerintah daerah tetap menghadirkan kepedulian sosial bagi warganya. Banyak mata yang tampak haru, tak sedikit pula yang memberikan tepuk tangan sebagai tanda dukungan terhadap kebijakan ini.
“Ini bukan sekadar hiburan, tapi perayaan penuh makna. Kita ingin 1 Muharam menjadi momentum spiritual, ekonomi, dan sosial,” ujar Bupati Haerul Warisin saat memberikan sambutan.
Bupati juga menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen menjadikan perayaan 1 Muharam sebagai tradisi tahunan yang akan terus dikembangkan. Tidak hanya sebagai acara seremonial keagamaan, tapi juga sebagai ajang strategis untuk mendongkrak perekonomian lokal.
“Tahun depan, rangkaian acara 1 Muharam akan digelar lebih lama. Tujuannya agar UMKM kita punya ruang lebih luas untuk berkembang, berjualan, dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan-kegiatan seperti ini,” jelasnya, disambut sorak dan tepuk tangan dari hadirin.
Yang menarik, Bupati turut membagikan kisah unik dari awal mula rangkaian acara.
Salah satu tradisi yang dilakukan tahun ini adalah Tembolaq Beaq, yakni membawa 1.447 wadah makanan dari Desa Pengadangan dalam sebuah pawai bernama Algoris. Wadah tersebut kemudian dibawa menuju masjid terdekat dan disantap bersama-sama oleh masyarakat.
“Makanan itu kemudian disantap bersama,” pungkas Bupati, menutup sambutannya dengan senyum bangga.
Tradisi Tembolaq Beaq ini menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur masyarakat dalam menyambut tahun baru Islam. Menyatukan nilai-nilai spiritual dengan kearifan lokal, acara ini berhasil merekatkan warga dari berbagai latar belakang dalam semangat gotong royong.
Setelah rangkaian seremonial selesai, lampu panggung dinyalakan dan musik mulai menggema. Wali Band, yang sudah ditunggu-tunggu sejak sore, muncul di atas panggung dan langsung disambut sorakan ribuan penonton. Lagu-lagu andalan seperti “Cari Jodoh”, “Baik-baik Sayang”, hingga “Yank” dibawakan penuh semangat, menciptakan euforia yang menggema hingga ke pelosok desa sekitar.
Konser ini bukan hanya menjadi hiburan semata, melainkan juga menjadi penanda bahwa semangat religius dapat dikemas secara inklusif dan menarik. Musik yang dibalut dengan pesan moral dan nilai-nilai Islam menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan kebaikan, khususnya kepada generasi muda.
Kehadiran Wali Band menjadi magnet utama dalam menarik ribuan penonton, namun tak bisa dipungkiri bahwa kombinasi antara nilai budaya, spiritualitas, dan pemberdayaan ekonomi lokal menjadikan perayaan 1 Muharam tahun ini begitu istimewa.
Acara berjalan dengan aman dan tertib berkat dukungan penuh dari berbagai elemen—aparat keamanan, petugas kesehatan, panitia penyelenggara, hingga relawan lokal yang ikut menjaga kelancaran jalannya kegiatan. Banyak warga berharap acara seperti ini bisa menjadi agenda tahunan yang lebih besar dan terorganisir lagi ke depannya.
“Kami senang sekali. Anak-anak gembira, kami pun bisa ikut jualan. Semoga tahun depan lebih ramai lagi,” ujar Nurhalimah, seorang pedagang gorengan yang turut meraup keuntungan selama acara berlangsung.
Perayaan malam tahun baru Islam di Lombok Timur kali ini tak hanya menjadi ajang hiburan, tapi juga menampilkan wajah daerah yang hangat, inklusif, dan penuh kepedulian. Dari panggung musik, pawai budaya, hingga aksi sosial, semuanya menyatu dalam satu semangat: mempererat silaturahmi dan membangun kebersamaan menuju masa depan yang lebih baik. ***
Penulis : SN-07
Editor : SuluhNTB Editor
