Keanekaragaman Mikrobioma Tumbuhan di Indonesia: Potensi Besar untuk Obat dan Suplemen Kesehatan

Selasa, 20 Mei 2025 - 12:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara megabiodiversitas di dunia, dengan lebih dari 30.000 spesies tumbuhan yang tersebar di berbagai ekosistem, mulai dari hutan hujan tropis hingga pegunungan tinggi.

Selain kekayaan flora dan fauna, aspek lain yang tak kalah penting namun masih kurang tereksplorasi adalah keberagaman mikrobioma tumbuhan.

Mikrobioma tumbuhan mencakup komunitas mikroorganisme yang hidup di dalam dan di sekitar tanaman
seperti bakteri, jamur, dan actinomycetes tanpa menyebabkan penyakit berperan penting dalam kesehatan tanaman dan interaksinya dengan lingkungan.

Mikrobioma tumbuhan tidak hanya membantu tanaman menyerap nutrien atau melindungi dari patogen, tetapi juga menghasilkan berbagai metabolit sekunder.

Banyak dari senyawa ini memiliki aktivitas biologis yang penting, seperti antibakteri, antijamur, antiinflamasi, bahkan antikanker.

Misalnya, beberapa spesies endofit yang diisolasi dari tanaman obat tradisional
Indonesia terbukti mampu menghasilkan senyawa mirip vinblastin atau taksol yang merupakan
senyawa antikanker yang awalnya ditemukan dari tanaman.

Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroorganisme endofitik yang hidup
dalam jaringan tanaman dapat menghasilkan senyawa bioaktif dengan potensi terapeutik.

Contohnya penelitian yang dipublikasikan oleh Sukmawaty dkk pada tahun 2024 menemukan
bahwa jamur endofit dari tanaman obat di Indonesia menghasilkan senyawa seperti alkaloid,
flavonoid, dan terpenoid yang memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba.

Pada studi lainnya, yang dilakukan oleh para peneliti di Indonesia menemukan bahwa ekstrak dari beberapa tanaman lokal memiliki aktivitas antiprotozoal yang signifikan terhadap patogen seperti Plasmodium
falciparum dan Leishmania donovani.

Selain untuk pengembangan obat, mikrobioma tumbuhan juga memiliki potensi dalam industri suplemen kesehatan.

Pasar suplemen di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan nilai mencapai US$ 2,484.31 juta pada tahun 2023 dan diperkirakan akan mencapai US$ 3,373.91 juta pada tahun 2027.

Suplemen yang mendukung kesehatan pencernaan, seperti probiotik dan prebiotik, menjadi semakin populer, dan mikrobioma tumbuhan dapat menjadi sumber baru untuk pengembangan produk-produk ini.

Meskipun potensinya besar, eksplorasi mikrobioma tumbuhan di Indonesia menghadapi beberapa tantangan. Kurangnya fasilitas penelitian, keterbatasan data mikroba lokal, dan belum adanya kebijakan yang mendorong pemanfaatan mikrobioma dalam industri farmasi menjadi hambatan utama.

Selain itu, banyak spesies mikroba endofitik yang belum dapat dikultur di laboratorium, sehingga sulit untuk dipelajari lebih lanjut.

Teknologi metagenomik menawarkan solusi untuk mengatasi tantangan dalam eksplorasi
mikrobioma tumbuhan.

Dengan pendekatan ini, peneliti dapat menganalisis DNA mikroorganisme langsung dari sampel lingkungan tanpa perlu mengkultur mikroba tersebut. Hal ini memungkinkan identifikasi mikroba yang sebelumnya tidak terdeteksi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang komunitas mikrobioma tumbuhan.

Pemanfaatan mikrobioma tumbuhan memerlukan kolaborasi antar disiplin ilmu, termasuk mikrobiologi, botani, farmasi, dan bioteknologi.

Kerjasama antara akademisi, industri, dan pemerintah sangat penting untuk mengembangkan riset mikrobioma sebagai salah satu pilar baru dalam penemuan obat dan suplemen kesehatan berbasis biodiversitas lokal.

Untuk mendorong pemanfaatan mikrobioma tumbuhan, diperlukan kebijakan dan regulasi yang mendukung penelitian dan pengembangan di bidang ini.

Pemerintah dapat berperan dalam menyediakan dana penelitian, membangun infrastruktur laboratorium, dan menciptakan regulasi yang memfasilitasi kerjasama antara sektor publik dan swasta.

Keanekaragaman mikrobioma tumbuhan di Indonesia merupakan aset strategis yang belum tergali sepenuhnya.

Dengan pendekatan yang tepat, mikrobioma tumbuhan dapat menjadi sumber inovasi dalam pengembangan obat dan suplemen kesehatan, serta berkontribusi pada kemandirian kesehatan nasional dan pertumbuhan ekonomi berbasis biodiversitas.

 

Daftar Pustaka:
Diakses

DataM Intelligence. (2023). Indonesia Food Supplement Market – Size, Share & Forecast 2023
2028. dari: supplement-market.  https://www.datamintelligence.com/research-report/indonesia-food
Sukmawaty, E., Karim, A., Dwyana, Z., Natsir, H., Karim, H., & Ahmad, A. (2024).

Bioactivity and Metabolites Compounds of Medicinal Plants Endophytic Fungi in Indonesia.

Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology, 9(2), Article e79070. https://doi.org/10.22146/jtbb.79070
Fadhilah, S. A., Wulandari, M., & Hidayat, T. (2024).

Antiprotozoal activity of endophytic fungi from Indonesian medicinal plants against Plasmodium falciparum and Leishmania donovani. BMC Complementary Medicine and Therapies, 24(1). https://doi.org/10.1186/s12906-024-047176

Penulis : Dr Ernin Hidayati

Editor : SuluhNTB Editor

Berita Terkait

Selasa, 20 Mei 2025 - 12:29 WIB

Keanekaragaman Mikrobioma Tumbuhan di Indonesia: Potensi Besar untuk Obat dan Suplemen Kesehatan

Berita Terbaru

POLITIK

Raport Merah Dari KNPI NTB Untuk 100 Hari Iqbal Dinda

Senin, 2 Jun 2025 - 14:05 WIB

INFORIAL

Gubernur : Bank NTB Syariah Harus Jadi Kebanggaan Masyarakat

Kamis, 29 Mei 2025 - 05:56 WIB