SULUHNTB.COM- Wakil Ketua Komisi X Bidang Olahraga, Pemuda dan Pendidikan DPR RI, Lalu Hadrian Irfani mengakui kebijakan pengetatan atau efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat, dipastikan akan berdampak terhadap efisiensi anggaran di pemerintah daerah.
Kebijakan efisiensi anggaran itu akan menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi kesiapan Provinsi NTB dan Provinsi NTT sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XXIII 2028.
“Saya kira ini jadi salah satu tantangan pelaksanaan PON 2028 di NTB dan NTT (kebijakan efisiensi anggaran, red),” kata Lalu Hadrian yang juga Ketua DPW PKB NTB ini, di Mataram, kemarin.
Dia menegaskan, bahwa pada intinya pelaksanaan PON 2028 itu sangat tergantung kesiapan pemerintah daerah untuk mempersiapkan anggaran, karena akan sharing dengan pemerintah pusat.
Bagaimanapun kata dia, pemerintah pusat tidak akan membiayai sepenuhnya pelaksanaan PON 2028.
Sebab itu, perlu kesiapan sharing anggaran dengan pemerintah daerah sebagai tuan rumah dari pelaksanaan PON 2028.
“Catatan itu sekarang, pemerintah daerah harus siap mengalokasikan anggaran untuk persiapan maupun pelaksanaan dari PON 2028,” ucap mantan Anggota DPRD NTB ini.
Dia mengatakan, Pemprov NTB dan NTT harus menyiapkan anggaran memadai sebagai tuan rumah PON.
Sebab itu menurutnya, kalau Gubernur NTB baru nanti siap menganggarkan, maka tentu akan dilaksanakan di NTB maupun NTT karena satu paket.
Namun sebaliknya, jika dari salah satu Pemprov baik NTB atau NTT, tidak siap mengalokasikan anggaran. Maka NTB dan NTB sebagai tuan rumah PON 2028 bisa gagal.
Dia berharap Pemerintahan Iqbal – Dinda berkenan untuk terus istiqomah menjadikan NTB sebagai tuan rumah PON 2028.
Bagaimanapun lanjut dia, sarana prasana venue bagi pelaksanaan PON 2028 harus sudah mulai dibangun dari sekarang.
Sementara disisi lain, ada kebijakan pengetatan atau efisiensi anggaran yang diterbitkan oleh pemerintah pusat tentu imbas ke pemerintah daerah.
“Begitu juga NTT tetap berjuang seperti NTB. Karena kalau NTT tidak siap, maka tentu akan menjadi pertimbangan kemenpora untuk menunjuk ulang tuan rumah PON 2028,” terangnya.
Disinggung terkait persentase optimis pelaksanaan PON 2028 di NTB – NTT terselenggara. Dia mengaku memiliki optimisme dibawah 50 persen.
Karena itu sangat tergantung dari kesiapan alokasi anggaran dari pemerintah daerah untuk mulai mengalokasikan anggaran bagi sarana prasarana venue mulai dari sekarang.
Sejauh ini, kata dia, Pemerintah pusat juga belum menerbitkan Surat Keputusan (SK) Penetapan NTB dan NTT sebagai tuan rumah pelaksanaan PON 2028.
Namun demikian, sebagai wakil rakyat asal NTB, dia memastikan akan tetap mengawal SK penetapan NTB dan NTB tuan rumah PON 2028.
Hanya saja, jika salah satu daerah baik NTB maupun NTT ternyata tidak siap, maka dikhawatirkan Kemenpora akan menunjuk ulang tuan rumah PON 2028. “Salah satu yang perlu dilakukan adalah koordinasi antara semua pihak baik pemprov NTB dan NTT,” tandasnya.***