SULUHNTB.COM — Semarak dan penuh inspirasi, itulah suasana Grand Final Putri HijabFluencer yang digelar di Taman Budaya Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu malam.
Acara ini menghadirkan 11 finalis terbaik yang tak hanya tampil memukau dalam balutan hijab elegan, tapi juga membawa pesan kuat bahwa hijab bukan batasan, melainkan jembatan menuju masa depan yang gemilang.
Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri, S.E., M.IP, atau yang akrab disapa Umi Dinda, hadir langsung untuk memberikan dukungan moral dan apresiasi kepada para finalis. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pesan yang menyentuh hati dan menguatkan semangat para perempuan berhijab.
“Hijab bukan penghalang, melainkan kekuatan untuk bersinar,” ungkap Umi Dinda di hadapan para peserta dan tamu undangan.
Pesan tersebut disambut meriah oleh hadirin, terutama oleh generasi muda yang hadir untuk menyaksikan ajang penuh makna tersebut. Dalam kesempatan itu, Umi Dinda tidak hanya memberikan apresiasi, tetapi juga menegaskan pentingnya acara seperti ini sebagai ruang bagi perempuan berhijab untuk menunjukkan potensi dan prestasi.
Ajang Bukan Sekadar Kompetisi, Tapi Wadah Pengembangan Diri
Ajang Putri HijabFluencer bukan hal baru di NTB. Sudah diselenggarakan sejak tahun 2000, kegiatan ini menjadi panggung tahunan yang ditunggu-tunggu. Bukan hanya karena gemerlapnya kompetisi, tetapi karena esensinya dalam menumbuhkan kepercayaan diri, kemandirian, serta kecintaan terhadap budaya lokal.
“Tujuan utama dari pemilihan ini bukan semata mencari juara, tapi bagaimana anak-anak kita memiliki pengalaman, tumbuh rasa percaya diri, dan mampu menjadi duta yang memperkenalkan NTB ke dunia luar,” jelas Umi Dinda.
Dengan format acara yang terus berkembang, Putri HijabFluencer kini menjadi sarana strategis untuk memperkenalkan wastra lokal, seperti tenun khas NTB, kepada khalayak yang lebih luas. Hal ini tampak jelas dalam penampilan para finalis yang mengenakan busana berbahan tenun dengan desain kekinian tanpa meninggalkan nilai-nilai kesopanan.
11 Finalis, 11 Representasi Kecantikan dan Kepribadian Berkelas
Dari puluhan peserta yang mengikuti seleksi awal, hanya 11 finalis yang berhasil melangkah ke babak Grand Final. Mereka tidak hanya diuji dari sisi penampilan, tetapi juga dari wawasan, public speaking, dan nilai-nilai keislaman yang menjadi fondasi ajang ini.
Masing-masing finalis tampil percaya diri dengan menyampaikan visi mereka sebagai hijabfluencer masa depan. Penjurian yang ketat dilakukan oleh dewan juri profesional dari berbagai latar belakang, mulai dari fashion, akademisi, hingga tokoh perempuan NTB.
Melihat semangat para peserta, Umi Dinda memberikan pujian khusus kepada panitia yang telah menjaga konsistensi acara ini selama lebih dari dua dekade.
“Saya bisik-bisik tadi dengan panitia, katanya kegiatan ini sudah rutin sejak tahun 2000. Artinya ada semangat luar biasa dari semua pihak untuk terus menampilkan duta-duta terbaik NTB yang penuh potensi,” tuturnya penuh kebanggaan.
Apresiasi Bagi Semua Finalis, Bukan Hanya yang Juara
Umi Dinda menekankan bahwa proses panjang yang dilalui para finalis layak mendapat apresiasi tinggi. Menurutnya, perjuangan peserta mulai dari tahap seleksi hingga tampil di panggung final mencerminkan komitmen dan kesiapan mental yang luar biasa.
“Yang berdiri di panggung ini bukan sekadar peserta, mereka ini adalah anak-anak yang telah menyiapkan diri dengan sangat matang. Kita harus apresiasi semua finalis, bukan hanya yang juara,” ujar Wakil Gubernur dengan nada bangga.
Pesan tersebut disambut tepuk tangan meriah, mencerminkan dukungan penuh dari publik terhadap semangat kompetitif yang sehat dan membangun.
Hijab, Budaya, dan Perempuan NTB: Perpaduan yang Memikat Dunia
Salah satu poin yang menjadi sorotan dalam ajang ini adalah bagaimana para peserta memadukan nilai-nilai Islam, budaya lokal NTB, dan gaya hidup masa kini. Mereka tidak hanya menunjukkan bahwa hijab bisa tetap fashionable, tetapi juga membuktikan bahwa perempuan NTB mampu tampil di panggung nasional bahkan internasional.
Ajang ini turut memperkuat citra positif perempuan berhijab yang progresif dan berdaya saing. Bukan lagi dikurung dalam stereotip lama, tetapi kini menjadi representasi dari kecantikan berkarakter dan pemikiran yang maju.
“Seorang perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dari perempuanlah lahir generasi cerdas, berakhlak, dan berintegritas. Maka saya mengajak seluruh perempuan NTB untuk menjadi sosok yang membanggakan dan bisa jadi teladan bagi yang lain,” kata Umi Dinda mengakhiri sambutannya.
Mendorong Agenda Tahunan yang Lebih Besar dan Inklusif
Melihat dampak positif dan antusiasme masyarakat, Umi Dinda juga mendorong agar ajang Putri HijabFluencer dijadikan agenda tahunan resmi yang didukung oleh pemerintah daerah, swasta, dan komunitas perempuan NTB.
Langkah ini dinilai strategis untuk membangun branding perempuan NTB sebagai generasi muda yang tidak hanya religius, tetapi juga kreatif, percaya diri, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Ajang ini diharapkan bisa menginspirasi daerah lain untuk mengadakan kegiatan serupa, dengan semangat yang sama: menguatkan perempuan berhijab agar menjadi agen perubahan positif. ***
Penulis : SN-05
Editor : SuluhNTB Editor