SULUHNTB.COM- Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna. Salah satu flora khas daerah ini adalah Ajang Kelicung (Diospyros macrophylla), yang juga dikenal dengan sebutan kayu hitam.
Meskipun disebut kayu hitam, warna kayunya justru merah kekuningan. Pohon ini dapat tumbuh hingga 40 meter dengan diameter mencapai 60 sentimeter. Batangnya tegak lurus tanpa cabang, dengan kulit batang yang cukup tebal—sekitar 6 milimeter—dan berwarna hitam.
Daunnya berbentuk bulat telur memanjang atau elips, berwarna hijau, dan termasuk jenis daun tunggal. Bunganya berwarna putih dengan aroma harum, sementara buahnya berbentuk bulat dan berwarna merah, mengandung satu hingga dua biji di dalamnya.
Ajang Kelicung banyak ditemukan di hutan-hutan primer di dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Kayu ini memiliki banyak manfaat, mulai dari bahan bangunan rumah, jembatan, ukiran, hingga perabot rumah tangga.
Sayangnya, keberadaan Ajang Kelicung semakin berkurang akibat alih fungsi lahan dan kurangnya upaya budidaya. Jika tidak ada langkah konservasi yang serius, populasi flora khas NTB ini dikhawatirkan akan terus menyusut.
Fauna Khas NTB: Rusa Timor, Satwa Liar yang Harus Dilindungi
Di samping kekayaan flora, NTB juga memiliki fauna khas yang unik, yaitu Rusa Timor (Cervus timorensis). Satwa ini termasuk dalam kategori satwa liar yang dilindungi dan banyak ditemukan di Pulau Lombok serta Pulau Sumbawa.
Rusa Timor memiliki ciri fisik yang khas, yaitu tubuh kecil namun gagah, dengan bulu panjang, kasar, dan tebal berwarna coklat kekuningan. Hewan ini memiliki tanduk bercabang yang panjang dan ramping, yang berfungsi sebagai alat perlindungan diri. Ekornya juga ditumbuhi bulu panjang dan kasar, menyerupai bulu tubuhnya.
Habitat utama Rusa Timor berada di padang rumput, savana, serta daerah terbuka, meskipun beberapa juga ditemukan di hutan dengan ketinggian hingga 2.600 meter di atas permukaan laut. Kondisi NTB yang memiliki banyak padang rumput membuatnya menjadi tempat yang cocok bagi perkembangbiakan rusa ini.
Meskipun termasuk satwa yang dilindungi, Rusa Timor kerap menjadi target perburuan liar. Hewan ini sering diburu untuk diambil dagingnya yang kaya protein, kulitnya untuk bahan tikar atau alat duduk, serta tanduknya untuk hiasan dinding. Jika tidak ada upaya serius dalam melindungi satwa ini, populasi Rusa Timor dapat terus menurun.
Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati NTB
Sebagai wilayah yang kaya akan flora dan fauna endemik, NTB perlu meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan Ajang Kelicung dan Rusa Timor. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:
Penghijauan dan rehabilitasi hutan untuk menjaga habitat Ajang Kelicung.
Pengendalian perburuan liar dan pengawasan ketat terhadap perburuan Rusa Timor.
Pengembangan program budidaya Ajang Kelicung sebagai upaya konservasi.
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem NTB.
Dengan langkah konkret ini, keberadaan flora dan fauna khas NTB dapat tetap terjaga untuk generasi mendatang.***