SULUHNTB.COM – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal hadir langsung dalam kegiatan Mimbar Rakyat yang digagas aliansi mahasiswa Cipayung Plus, di Tuwa Kawa Kafe Mataram, Selasa (9/9).
Forum terbuka tersebut mempertemukan pemerintah daerah dengan berbagai organisasi mahasiswa, antara lain HMI, PMII, IMM, HIMMAH, GMNI, LMND, dan KMHDI.
Dalam kesempatan itu, mahasiswa menyuarakan Gerakan 9 September yang memuat sembilan tuntutan pokok terkait situasi sosial di NTB maupun di tingkat nasional.
Agenda ini dikemas dalam bentuk aksi damai yang menekankan pentingnya kontrol rakyat terhadap kebijakan pemerintah.
Gubernur NTB menegaskan dirinya mengapresiasi langkah mahasiswa menyampaikan aspirasi secara terbuka. Menurutnya, mahasiswa merupakan mitra kritis pemerintah dalam memastikan jalannya demokrasi.
“Saya tidak anti kritik. Justru kritik penting agar kekuasaan tidak korup. Aspirasi yang adik-adik sampaikan akan kami pelajari dan tindak lanjuti sesuai kewenangan pemerintah provinsi,” ujar Gubernur.
Iqbal menambahkan, Mimbar Rakyat akan dijadikan wadah komunikasi rutin antara pemerintah daerah dengan generasi muda.
Ia menegaskan bahwa penyampaian pendapat secara damai tanpa tekanan harus terus dijaga.
“Kami ingin memastikan mahasiswa dan aktivis bisa menyampaikan pendapat secara damai tanpa intimidasi. Jangan sampai ruang demokrasi ini terganggu, ke depan mungkin 2 bulan sekali kita lakukan,” imbuhnya.
Selain menanggapi isu demokrasi, Gubernur juga menyinggung kondisi ekonomi daerah.
Menurutnya, meskipun sektor pertambangan menyumbang pertumbuhan cukup besar, manfaat langsung terhadap masyarakat masih terbatas. Karena itu, Pemprov berkomitmen memperkuat diversifikasi ekonomi.
“Tiga pilar utama pembangunan kita adalah pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pariwisata. Semua kebijakan diarahkan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua GMNI NTB, Al Mukmin, yang mewakili Cipayung Plus menilai keterbukaan pemerintah daerah patut diapresiasi.
Menurutnya, dialog tersebut menjadi momentum positif agar aspirasi mahasiswa tidak berhenti sebagai slogan semata.
“Kami merasa lebih didengar karena Gubernur merespon satu per satu tuntutan kami. Harapan kami, janji tindak lanjut ini benar-benar dijalankan, bukan hanya sekadar ucapan,” ungkapnya.***
Penulis : SN-03
Editor : SuluhNTB Editor