SULUHNTB.COM – Tiga bocah asal Kota Mataram mencatat sejarah membanggakan untuk Nusa Tenggara Barat (NTB) di ajang Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025.
Mereka menyumbangkan dua medali emas dan satu perak dalam cabang olahraga Balance Bike dan Mini BMX. Prestasi ini tidak hanya menjadi bukti keunggulan atlet muda NTB, tapi juga simbol semangat juang dari anak-anak daerah.
Dalam perlombaan yang digelar Selasa (29/7), Syakira Rojalia berhasil meraih medali emas dan saudari kembarnya, Syakila Rojalia, membawa pulang perak dalam kelas Balance Bike 12 kategori U-4 Tahun Putri. Tak kalah membanggakan, Dzubiyanul Ilmi Anwar, bocah tujuh tahun asal Dasan Agung, sukses mempersembahkan medali emas di kelas Mini BMX 16 kategori U-7 Tahun Putra.
Ketiganya adalah atlet muda binaan GPX Community Racing School, komunitas pelatihan sepeda yang berlokasi di Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram. Meski masih belia, mereka menunjukkan performa luar biasa dan menyingkirkan puluhan pesaing dari berbagai daerah.
Daftar Peraih Medali NTB:
Kategori Balance Bike 12, U-4 Tahun (Putri):
🥇 Emas: Syakira Rojalia
🥈 Perak: Syakila Rojalia
Kategori Mini BMX 16, U-7 Tahun (Putra):
🥇 Emas: Dzubiyanul Ilmi Anwar
Ketiganya bukan berasal dari keluarga atlet profesional. Syakira dan Syakila adalah putri kembar dari pasangan Romzi Ahmad dan Dimah Aulia, pemilik warung mie Angkringan Romzi di Gomong.
Sementara Dzubiyanul merupakan putra dari Chaerul Anwar dan Lina Budiarti, warga Dasan Agung.
Lahir dari Gang Kecil, Melaju ke Puncak Nasional
Prestasi mereka menjadi bukti bahwa anak-anak dari keluarga sederhana di Kota Mataram bisa tampil di panggung nasional.
Dengan semangat tinggi dan dukungan penuh dari orang tua serta pelatih komunitas, mereka mampu mengibarkan bendera NTB lebih tinggi.
Pelatih GPX Community mengungkapkan, latihan mereka dilakukan rutin tanpa fasilitas mewah. “Kami bergerak dari nol, bermodal semangat, gotong royong orang tua, dan cinta olahraga,” ujarnya.
Ia berharap perhatian dari pemerintah bisa lebih serius untuk pengembangan bibit-bibit muda seperti mereka.
Harapan Orang Tua dan Komunitas
Orang tua Syakira dan Syakila mengaku tak menyangka anak-anak mereka bisa bersinar di ajang nasional. “Mereka latihan tiap sore, kadang malam juga masih latihan. Kami hanya mendampingi semampu kami,” ujar Dimah Aulia dengan suara haru.
Sementara itu, ibu Dzubiyanul, Lina Budiarti, menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah agar semangat anak-anak ini tidak padam. “Kami hanya bisa mendampingi, tapi untuk berkembang ke tingkat yang lebih tinggi, butuh dukungan nyata dari pemerintah daerah,” katanya.
Pemprov dan Pemkot Diminta Tak Tutup Mata
Keberhasilan Syakira, Syakila, dan Dzubiyanul menjadi alarm penting bagi Pemerintah Kota Mataram dan Pemerintah Provinsi NTB. Potensi besar anak-anak NTB di bidang olahraga rekreasi perlu dijawab dengan pembinaan yang berkelanjutan, sarana latihan yang layak, dan akses kompetisi yang luas.
“Prestasi ini bukan kebetulan. Tapi hasil dari proses panjang. Anak-anak ini punya masa depan cerah jika dibina dengan serius,” kata seorang tokoh komunitas olahraga sepeda di Mataram.***
Penulis : Adriyan Wahyudi
Editor : SuluhNTB Editor